Sabtu, 02 Juli 2022

Memulai Kuarter Tiga

"Kukira kita asam dan garam, dan kita bertemu di belanga.. Kisah yang ternyata tak seindah itu.."


Begitulah lirik lagu dari Tulus, yang menurutku sangat sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Tidak semua pertemanan akan selamanya indah, keluarga akan selalu bersama, dan pasangan akan selalu menemani.

Kita sebagai manusia walaupun makhluk sosial, tetapi sejatinya kita sendiri, dari dan untuk kita pribadi, semua yang berkaitan di dunia hanya akan sementara.

Kisah sempurna seperti lagu yang dipopulerkan oleh Mahalini mungkin memang benar adanya akan terjadi pada kita, tetapi, apakah benar hingga selamanya akan selalu bahagia?

Selalu ada sedih di saat senang, 
Selalu ada luka di saat suka,
Selalu ada tangis di saat tertawa.

Semoga kita bisa menjalani kehidupan yang singkat dengan penuh kebermanfaatan dan kebahagiaan yang mana tolok ukurnya adalah diri sendiri, bukan orang lain.

                                                                                                                    Dari aku, untuk aku.

1 komentar:

  1. Mungkin iya, manusia sebenarnya sendiri. Manusia menelusuri cerita hidupnya masing-masing, sembari di saat-saat tertentu bersimpangan dengan orang lain untuk seaat.

    Orang yang kita temui mungkin gak akan selalu meninggalkan kesan positif, ada juga yang negatif. Tapi mungkin karena sifatnya yang sesaat itu yang bikin perlu untuk lebih menghargai momen-momen itu, terutama untuk yang positif. Dan karena itu aku 50:50 untuk "dari dan untuk kita pribadi"

    BalasHapus

Memulai Kuarter Tiga

"Kukira kita asam dan garam, d an kita bertemu di belanga.. K isah yang ternyata tak seindah itu.." Begitulah lirik lagu dari Tulu...